Jangan Pernah Meminta Istri yang Pergi untuk Kembali
Ketika seorang istri memilih pergi, terutama karena hatinya telah berpindah, maka meminta dia kembali hampir selalu berakhir pada luka baru. Upaya pencegahan tentu harus dilakukan—komunikasi, perbaikan diri, perbaikan hubungan, atau bahkan meminta bantuan pihak ketiga. Namun jika semua usaha sudah dilakukan dan tetap tidak ada perubahan, maka memaksanya kembali hanya akan menciptakan rumah tangga yang rapuh dan penuh kepura-puraan.
Seorang istri yang sudah tidak hatinya di rumah tidak akan bisa dipaksa bahagia. Ia mungkin kembali secara fisik, tetapi jiwanya tetap berada di tempat lain. Dan hidup bersama seseorang yang raganya ada namun hatinya tidak pulang lebih menyakitkan daripada perpisahan itu sendiri.
Maka pada titik tertentu, melepaskan justru menjadi bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan ketenangan anak-anak. Karena kebahagiaan tidak pernah ditemukan melalui paksaan, dan rumah tangga tidak bisa berdiri di atas hati yang tidak lagi berada di sana.