Kejatuhan Rezeki
Kaget,
lha wong pas sholat dhuhur, tiba-tiba ada yang teriak. Daei jalan depan masjid.
Ini orang yang parkir sembarangan lagi shalat disini.
Sambil terus ngomel, yang gak jelas.
Shalat ku pun jadi gak khusuk, dalam pikiran apa gerangan masalahnya. Kok teriak-teiak.
Habis shalat langsung saya datangi, tanya ada masalah apa ya.
Saya tetangga rumah yang tadi mau keluar rumah, gak bisa langsung lewat, jadi memutar jalannya. Saya malu bawa ibu-ibu, lanjutnya. Sudah tahu saya mau keluar bukannya dipinggirin, atau taruh lebih didepannya, kan masih bisa. Tempatnya masih ada.
Perasaan mobilnya sudah saya taruh pinggir jalan, sampai mepet pinggir. Sebelahnya masih bisa dilewati satu mobil. Kalau tambah motor parkir, jadi pelan-pelan jalannya mobilnya, biar gak mentok.
Teriakan tadi,
Ternyata masalah parkir kendaraan, tadi sudah saya minta ponakan, sebelum ke masjid, tolong dipinggirin motornya biar kendaraan roda 4 bisa lewat. Ternyata belum dipindahin. Mungkin belum dipinggirin atau mungkin mau jalan lagi motornya.
Masalah komunikasi.
Pesan yang belum dilaksanakan sama ponakan dan tetangga yang gak mau bilang baik-baik ke orang rumah. Kalau merasa susah lewat, tinggal di bunyiin aja klaksonnya. Pasti langsung keluar.
Padahal tadi pas mau ke masjid, ponakan juga lagi duduk di depan rumah.
Tapi saya juga gak tahu karakter tetangga mertua tersebut.
Saya pun langsung merasa bersalah, kalau kejadiannya begini.
Padahal...
Dirumah juga, gara-gara saya mau masukin mobil ke garasi, juga pernah diomeli tetangga. Kena asap, katanya, karena waktu itu blm bisa parkir mundur buat masukin mobil ke garasi. Alasannya kena asap ketika masukin dan ngeluarin mobil.
Akhirnya saya ngalah, daripada orangnya ngomel terus dengan alasan kena asap mobil, saya pindahin garasi ke pinggir kiri yang semula di tengah rumah.
Lalu ...
Sekarang kena omel dengan alasan parkir sembarangan.
Saya selalu menjaga parkir, jangan sampai mengambil haknya orang atau depan rumah orang.
Namun yang pasti...
Saya tentunya langsung minta maaf, kalau saya parkir mengganggu kenyamanan warga sini. Dianya gak terima..
Langsung teriak keras
Situ laki-laki, saya laki-laki, kita selesaikan saja secara jantan.
Lha kok malah ngajak berkelahi.
Saya terus menerus meminta maaf
Tapi gak digubris
Orangnya terus marah, bapak ada masalah apa dengan saya ya, katakan saja, kita laki-laki.
Saya polisi di depok, nama saya Idh.. Kh..
Saya bilang, nama saya agus dari kayumanis, saya mohon maaf kalau menyinggung bapak.
Terus dan terus mengomel.
Ya, saya dengerin aja dengan baik dan siap-siap menyetel video hp buat jaga-jaga karena di masjid sudah tidak ada orang. Kalau-kalau dia langsung main tangan.
Padahal...
Saya biasa parkir didepan rumah mertua, sudah hampir 21 tahun parkir ditempat biasa. Tempat biasa kalau datang berkunjung ke rumah mertua. Itupun gak setiap hari, minimal sebulan sekali. Depan rumah, pinggir jalan, dipinggir jurang.
Parkir juga tidak lama. Tapi..
Baru kali ini di komplain tetangga mertua.
Sebenarnya bukan kali ini, saya diomeli tetangga. Tapi tetangga sendiri, itu juga sudah laamaaa sekalii.
Dulu juga pernah diomeli tetangga depan rumah, malah beberapa kali, akhirnya sekarang tidak lagi (orangnya sudah pindah ke perumahan sebelah).
Akhirnya..
Ya, tetap minta maaf, entah masalah apa, pokoknya saya akan mengedepankan minta maaf dulu.
Biasanya, kalau habis bapaknya ngomel, besoknya istrinya yang minta maaf, kalau bapaknya kemarin marah-marah.
Saya jadi kasihan sama istrinya akan minta maaf ke orang yang di marahi suaminya. Entah sudah berapa banyak tetangga lain yang didatangi karena hampir semuanya pernah dimarahi.
Biasanya...
Saya bilang, sudah dimaafkan bu, namanya juga bertetangga pasti ada hal yang menurut kita gak apa-apa tapi bagi bapaknya membuat tersinggung.
Kalau yang ini...
mungkin sama tipikalnya dengan tetangga rumah, darahnya cepat naik dan susah turun. Saya yang malah takut kalau dianya jantungan, tiba-tiba pingsan. Kan merepotkan.
Takut juga kalau tiba-tiba di dor kayak yang di sumbar. Lha wong ngakunya kerja disono.
Ngomelnya...
Ada hampir 30an menit,
Orangnya terus menerus marahnya,
Saya juga, ya terus menerus bilang minta maaf
Sampai akhirnya agak redaan, barulah pergi.
Mimpi apa ya, semalam. Bertahun-tahun ke rumah mertua, parkir ditempat biasa. Tiba-tiba dimarahi sama tetangga yang belum lama pindah ke situ.
Begitulah hidup, tiba-tiba kejatuhan rezeki, dimarahi orang
Yang saya heran kenapa bawa-bawa institusi polri ya. Apakah dengan menyebut demikian membuat takut orang. Kalau memang benar kerja disitu, ya gak apa-apa, gak ngaruh juga. Tapi kalau dia berbohong kan bisa jadi merusak institusi yang di aku-aku.
Jiwa penasaran pun muncul,
Jiwa mencari sumber data langsung muncul.
Cari mencari dengan browsing pun dimulai, benar gak sih orang ini kerja di polres depok. Ternyata.....ketemu juga...wajahnya sama, nama yang disebutkan juga sama, kerja di sebuah satker di depok, keren juga fotonya disitu,
Tapi
Ternyata, tetangga tersebut bukan kerja jadi polisi, tapi warga sipil juga. Tapi buat apa ya ngaku-ngaku kerja di situ.
Nanti saya pengen ikut, kalau kantor melakukan monev ke satker ini. Siapa tahu jumpa melalui kegiatan antar institusi, mau lihat bagaimana tanggapannya.
Tetangga ini, entahlah
baru mulai, hari ini dimarahi, entah besok dan besoknya. Apakah akan dimarahi setiap saya berkunjung ke sana lagi. Tidak tahu juga.
Kunjungan yang pasti rutin, mencari jalan surga, selama beliau ada.
Lalu
saya akan terus minta maaf kalau masih diomeli.
Tuhan aja tidak pernah marah walaupun kita berulangkali salah,
Tuhan juga maha pengampun walau salah kita seluas langit dan bumi.
Tapi
Besok lagi kalau ke rumah mertua mungkin gak akan demikian lagi hehehehe (paling nitip sebentar di parkir masjid atau agak jauh dari rumah tetangga.
Lebih baik menghindar...