Pohon Tumbang
Hampir setiap sore selalu didatangi hujan di kota ini. Hujan seperti nya enggan tidak hadir disini. Banyak yang dirindukanya, kebun raya, rusa, pepohonan dan orang-orang nya.
Banyak sekali pohon besar di sepanjang jalan, pohon yang berdiri gagah menyambut orang-orang yang berkunjung.
Semuanya memberikan kesejukan di sini. Kalau hujannya biasa saja, kalau tidak disertai angin kencang.
Namun ketika hujan turunnya lebat disertai angin yang kencang, maka kita harus segera berhenti dan menepi ke pelataran parkir di dekatnya.
Hujan dan angin tanpa ampun seolah-olah akan mencabut pohon dari akarnya.
Banyak yang ditakutkan orang ketika berkendara di jalan ketika angin kencang disertai hujan. Pohon yang tumbang, dahan yang patah jatuh tanpa peduli ada tidak ada nya orang yang lewat dijalan tersebut.
Pernah melihat gedung kantor ditimpa pohon. Belum lama ada pengendara yang tertimpa pohon yang tumbang.
Pohon yang ada di sepanjang jalan sudah seharusnya dilakukan pengecekan oleh dinas terkait, masih kayak atau tidak berdiri disitu. Kalau masih kayak seyogianya dilakukan pemangkasan agar tidak patah dahannya.
Jadi teringat, apa yang pernah Khalifah Umar bin Khattab bertutur, “Seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad niscaya Umar akan dimintai pertanggungjawabannya, seraya ditanya : Mengapa tidak meratakan jalan untuknya?”.
Apakah semuanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tentunya iya. Tidak hanya pimpinan daerah, tetapi pimpinan dibawahnya juga, karena setidaknya telah memberikan kewenangannya kepada instansi dibawahnya yang memiliki tanggung jawab tersebut. Harus dijalankan tanpa menunggu perintah, dijalankan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Jangan sampai ada nyawa yang melayang lagi karena pohon yang tumbang.
Kita harus selalu berpegang pada prinsip, prinsip nya Umar bin Khattab, prinsip kepemimpinan yang dapat digambarkan dengan satu kalimat berikut; “Apa yang kelak kau katakan kepada Rabb-mu ?
Semoga....