Postingan

Mengambil yang Bukan Haknya

Mengambil yang bukan miliknya, sejatinya adalah perbuatan tercela. Sejak kecil, orang tua selalu menanamkan nilai bahwa kejujuran lebih berharga daripada harta. Tidak ada keluarga yang dengan sengaja mengajarkan keburukan. Justru setiap orang tua berharap anaknya tumbuh menjadi pribadi yang lurus, menjaga kehormatan dirinya, dan menghargai hak orang lain. Namun, dalam kenyataannya masih saja ada orang yang tergoda untuk merampas, mencuri, atau menguasai sesuatu yang bukan haknya. Perbuatan seperti ini tidak hanya mencoreng nama pribadi, tetapi juga meninggalkan luka sosial bagi masyarakat. Karena itu, siapa pun pelakunya, pantas dihukum sesuai aturan. Hukum hadir bukan semata untuk memberi efek jera, melainkan juga untuk menegakkan keadilan dan melindungi mereka yang haknya dirampas. Bagi yang percaya pada hukum sebab-akibat, mengambil yang bukan haknya tidak akan pernah membawa berkah. Cepat atau lambat, karma akan kembali. Mungkin bukan hanya kepada pelaku, tetapi juga kepada kelua...

Dampak Negatif Demo Anarkis bagi Dunia Usaha

Demo anarkis tidak hanya merusak fasilitas umum, tetapi juga meninggalkan efek panjang bagi dunia usaha. Banyak pelaku usaha terpaksa menutup sementara bahkan gulung tikar karena kerusakan maupun turunnya omset. Akibatnya, potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) pun meningkat, yang justru merugikan para pekerja sendiri. Lebih jauh, iklim investasi menjadi terganggu. Investor akan berpikir dua kali untuk menanamkan modal di negara yang dianggap tidak stabil. Pada akhirnya, masyarakat luas yang menanggung akibatnya—kesempatan kerja berkurang, pertumbuhan ekonomi terhambat, dan daya saing bangsa ikut menurun. Aspirasi tentu sah disuarakan, tapi jika jalannya dengan cara anarkis, justru menciptakan masalah baru yang lebih merugikan daripada menyelesaikan persoalan.

Demo Anarkis, Pekerja Harian yang Paling Merugi

Bagi pekerja yang dibayar sesuai output atau jumlah pekerjaan, libur sehari saja sudah berarti kehilangan pendapatan. Ketika demo anarkis memaksa dunia usaha menutup kegiatan—bahkan entah sampai kapan—dampaknya jauh lebih berat. Mereka tidak bisa bekerja, tidak bisa menghasilkan, dan otomatis tidak bisa membawa pulang upah. Sedangkan kebutuhan rumah tangga tetap berjalan, lalu bagaimana cara untuk memenuhi kalau semua tutup.  Di sinilah letak ironi demo anarkis. Aspirasi yang seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat, justru menambah beban rakyat kecil. Pedagang kecil, pekerja harian, karyawan kontrak, semuanya ikut terjebak dalam lingkar kerugian. Karena itu, menyampaikan aspirasi harus tetap dalam koridor damai. Dengan begitu, suara tetap didengar, sementara roda usaha dan kehidupan para pekerja tidak ikut terhenti.

Surat Pernyataan Demo Agar Tertib dan Damai

Demonstrasi merupakan hal yang wajar dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Itu adalah bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin undang-undang. Namun, kebebasan tersebut seharusnya tetap dijalankan dengan tertib dan damai. Sayangnya, tidak jarang aksi demo berujung pada kerusakan fasilitas umum bahkan kerugian materiil bagi masyarakat. Inilah yang seharusnya tidak ditolerir, karena tujuan menyampaikan aspirasi mestinya tidak merugikan orang lain. Sebagai bentuk tanggung jawab, ada baiknya setiap penyelenggara demo diwajibkan membuat surat pernyataan sebelum aksi berlangsung . Surat tersebut berisi kesanggupan untuk menanggung segala kerusakan dan kerugian yang terjadi sepanjang aksi, jika ternyata timbul akibat perbuatan massa. Dengan demikian, hak menyampaikan pendapat tetap terlindungi, sementara ketertiban dan kepentingan umum juga terjaga.

Bahaya Demo Anarkis bagi Dunia Usaha dan Masyarakat

Demonstrasi adalah hak setiap warga negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Selama dilakukan dengan tertib dan damai, demo merupakan bagian dari dinamika demokrasi yang harus dihormati. Namun persoalannya menjadi berbeda ketika demo berubah menjadi anarkis—merusak fasilitas umum, menutup akses jalan, hingga mengganggu aktivitas ekonomi masyarakat, bahkan sampai menjarah.  Dunia usaha adalah salah satu pihak yang paling terdampak. Ketika jalur distribusi terhambat, toko dan kantor harus tutup, atau fasilitas rusak akibat massa yang tidak terkendali, maka roda ekonomi pun terganggu. Penjarahan menjadi momok yang paling menakutkan dunia usaha. Banyak pelaku usaha kecil maupun besar merugi, bahkan tidak sedikit yang akhirnya gulung tikar. Ujungnya, pekerja menjadi korban dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK). Dampak jangka panjangnya lebih serius lagi. Investor, baik dalam negeri maupun luar negeri, akan ragu menanamkan modal di tempat yang dianggap tidak stabil. ...

Layanan SIM Keliling Kota Bogor

Gambar
Menurut saya, keberadaan layanan mobil SIM keliling di Kota Bogor merupakan terobosan yang sangat membantu masyarakat. Dengan jadwal yang tersedia setiap hari, mulai hari Senin hingga hari Minggu, pukul 07.00–10.00 pagi, warga masyarakat jadi memiliki lebih banyak pilihan waktu untuk memperpanjang SIM tanpa harus datang langsung ke Satpas. Apalagi lokasi mobil keliling ditempatkan di titik-titik strategis, membuat aksesnya lebih mudah dijangkau. Dari sisi biaya, tarif perpanjangan SIM C sebesar Rp280 ribu dan SIM A Rp285 ribu, pelaksanaan dimulai dengan pendaftaran, mengisi soal psikologi, tes kesehatan dan lanjut foto. Prosesnya resmi dan transparan. Ohiya, jangan lupa membawa foto coli KTP, 2 lembar dan SIM asli yang akan diperpanjang. Ke depan akan lebih baik jika masyarakat terus diberikan edukasi tentang rincian komponen biaya oleh satpas, agar tidak ada kesalahpahaman mengenai biayanya.  Secara keseluruhan, layanan ini memperlihatkan komitmen kepolisian dalam meningkatkan ...

Perang Kognitifi dan Hancurnya Suatu Bangsa

P erang kognitif dan dominasi teknologi informasi bisa dibilang sebagai cara paling mudah dan murah untuk menghancurkan suatu bangsa —tanpa harus mengirim tentara atau menembakkan peluru. Ada beberapa alasan yang mendasarinya : 1. Menghancurkan dari Dalam, Bukan dari Luar Jika perang fisik menyerang pertahanan luar, perang kognitif menyerang pikiran, persatuan, dan kepercayaan masyarakat . Bangsa yang pecah dari dalam jauh lebih mudah dikendalikan atau dilemahkan. 2. Biaya Murah, Efek Besar Dengan hanya modal jaringan, bot, narasi, atau hoaks, sebuah pihak bisa: Membuat masyarakat saling curiga, Menurunkan kepercayaan pada pemerintah, Melemahkan semangat kebangsaan dan identitas nasional. 3. Sulit Dideteksi dan Dilawan Musuh tidak selalu terlihat. Serangannya lewat narasi, meme, video, atau influencer anonim. Jika rakyat tidak sadar sedang diserang, mereka malah jadi alat penghancur bangsanya sendiri. 4. Mengacaukan Stabilitas Politik dan Ekonomi Narasi yang sengaja digir...