Demo Anarkis, Pekerja Harian yang Paling Merugi
Bagi pekerja yang dibayar sesuai output atau jumlah pekerjaan, libur sehari saja sudah berarti kehilangan pendapatan. Ketika demo anarkis memaksa dunia usaha menutup kegiatan—bahkan entah sampai kapan—dampaknya jauh lebih berat. Mereka tidak bisa bekerja, tidak bisa menghasilkan, dan otomatis tidak bisa membawa pulang upah. Sedangkan kebutuhan rumah tangga tetap berjalan, lalu bagaimana cara untuk memenuhi kalau semua tutup.
Di sinilah letak ironi demo anarkis. Aspirasi yang seharusnya memperjuangkan kepentingan rakyat, justru menambah beban rakyat kecil. Pedagang kecil, pekerja harian, karyawan kontrak, semuanya ikut terjebak dalam lingkar kerugian.
Karena itu, menyampaikan aspirasi harus tetap dalam koridor damai. Dengan begitu, suara tetap didengar, sementara roda usaha dan kehidupan para pekerja tidak ikut terhenti.