Bayangkan Dunia Tanpa Sekat: Renungan dari Nilai Kemanusiaan

Belum lama mendengarkan kembali lagu Imagine yang ditulis oleh John Lennon pada tahun 1971, kalau tidak salah kutip. Liriknya sangat menarik, seolah memberikan mimpi kepada setiap manusia. Mengajak kita merenung lebih dalam tentang arah dunia hari ini. Peperangan yang terus terjadi atas negara. Konflik antara wilayah karena agama, siku dan ras. Semua berpulang karena kekuasaan. 

Lagu itu bukan sekadar rangkaian nada dan lirik indah; ia adalah undangan untuk membayangkan dunia tanpa batas-batas artifisial—tanpa negara, tanpa agama, tanpa kepemilikan yang menjadi alasan manusia saling membunuh.

Pada zamannya, lagu ini menuai kontroversi, bahkan dianggap utopis. Namun kini, lebih dari setengah abad kemudian, pesan lagu itu terasa sangat relevan. Dunia kita masih terpecah oleh bendera simbol negara, kepercayaan/agama, suku, ras dan kekuasaan. Perang masih berkobar, nyawa masih melayang, dan kebenaran masih sering dikalahkan oleh kepentingan kelompok.

Ironisnya, banyak dari kekerasan itu dibungkus atas nama Tuhan, bangsa, atau identitas tertentu. Padahal, dalam ajaran agama itu sendiri—seperti Islam—Tuhan berfirman bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, bukan saling membenci atau memusnahkan. (QS. Al-Hujurat: 13)

Apa yang dilupakan oleh banyak orang adalah bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk bertikai, melainkan undangan untuk berdialog dan bekerja sama.

Tanpa perbedaan, tak ada pengenalan; 

tanpa pengenalan, tak ada pengertian; dan 

tanpa pengertian, tak akan pernah lahir perdamaian sejati.

Lagu Imagine tidak meminta kita meninggalkan agama, negara, atau harta benda. Lagu itu hanya mengajak kita membayangkan dunia yang lebih damai—jika saja manusia mampu meletakkan kemanusiaan di atas ego identitas, identitas agama, identitas negara, dan identitas lainnya. 

Mungkin dunia tanpa sekat sepenuhnya hanyalah utopia, hanyalah imaginasi. Gambaran tentang kesempurnaan, ideal dan bebas dari masalah. Tapi dunia yang lebih adil dan damai bukanlah hal yang mustahil, selama kita mau membuka hati, menghargai perbedaan, dan menempatkan cinta kasih sebagai nilai utama. Bahwa setiap nyawa berharga, baik dimata Tuhan maupun manusia. 

Bayangkan, jika setiap manusia di bumi ini benar-benar ingin saling mengenal dan hidup berdampingan—bukankah itu permulaan dari dunia yang kita semua rindukan?

Postingan populer dari blog ini

Parkir Kendaraan Bermotor di Stasiun Bogor

SMK SMAKBO baru

Durian Kabupaten Purworejo