Analogi Jejak Digital

Jejak digital—apa yang kita lakukan di internet, seperti apa yang kita klik, tulis, unggah, atau bagikan—ibarat "kesaksian" dari tindakan kita, yang terekam dan bisa diketahui orang lain bahkan tanpa kita sadari. Ini sangat mirip dengan konsep spiritual atau religius yang menyatakan bahwa di akhirat nanti, bukan mulut yang berbicara, tetapi tangan, kaki, dan anggota tubuh lain yang akan menjadi saksi atas perbuatan kita (misalnya dalam ajaran Islam, ini disebutkan dalam Surah Yasin ayat 65).

Kesamaan yang bisa diambil antara keduanya:

  1. Tindakan berbicara lebih lantang daripada kata-kata.
    Jejak digital mencerminkan tindakan nyata kita, seperti tubuh yang menjadi saksi kelak.

  2. Tidak bisa disangkal.
    Seperti anggota tubuh yang tidak bisa berbohong, jejak digital pun sulit dihapus dan bisa menjadi bukti kuat atas perilaku kita.

  3. Tersimpan dan akan ‘dibuka’ kembali.
    Sama seperti catatan amal di akhirat, data digital juga bisa dibuka kapan saja oleh pihak lain, seperti penyedia layanan atau penegak hukum.

  4. Akuntabilitas pribadi.
    Keduanya mengajarkan bahwa segala perbuatan akan ada pertanggungjawabannya, baik di dunia maupun kelak.

Jejak digital di era modern bisa menjadi pengingat spiritual yang kuat bahwa apa pun yang kita lakukan akan “bersuara” suatu hari nanti, bahkan jika kita diam.

Postingan populer dari blog ini

Parkir Kendaraan Bermotor di Stasiun Bogor

SMK SMAKBO baru

Durian Kabupaten Purworejo