Suka dan Benci Secukupnya Saja
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terbawa emosi—baik saat menyukai maupun membenci sesuatu atau seseorang. Namun, saya percaya bahwa segala sesuatu yang berlebihan jarang membawa kebaikan. Menyukai secara berlebihan dapat membuat kita buta terhadap kekurangan, sedangkan membenci terlalu dalam dapat memicu dendam dan merusak hati.
Prinsip "suka secukupnya, benci pun secukupnya" mengajarkan kita tentang keseimbangan emosi. Ini bukan berarti kita tidak boleh menyukai atau membenci, tetapi kita perlu menyadari batas agar tidak terjebak dalam sikap yang ekstrem. Sikap ini juga mengajarkan kedewasaan dalam bersikap—mampu mengapresiasi kebaikan, tetapi tetap kritis; mampu merasa kecewa, namun tidak larut dalam kebencian.
Dalam dunia yang penuh perbedaan dan dinamika sosial yang kompleks, menjaga sikap moderat dapat membantu kita tetap rasional, bijak, dan damai dalam menjalani hidup. Maka, mencintailah dengan sadar, membencilah dengan bijak—karena hidup tidak hitam putih, dan manusia pun tidak sempurna.