Ada Gula Ada Semut
Sore kemarin, jalanan di Kota Bogor, luar biasa macet. Mungkin efek dari ujan, yang sudah 2 hari ini, datang rutin di sore hari. Tapi mungkin juga karena panjangnya jalan tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan yang lewat. Mau di tambah jalannya, susah juga karena sudah mentok sana sini. Mau dikurangi kendaraan, susah juga. Karena kebutuhan transportasi warganya.
Namun kemacetan ini tidak akan pernah terlihat di kampungku.
Dari dulu sampai saat ini, belum pernah terdengar kemacetan sekalipun. Pun,
pada saat lebaran datang. Orang-orang pada balik mudik, namun ya, tetap aja
masih lancar. Pernah ada yang bilang
tidak akan kesasar kalau datang kesini. Karena memang begitu.
Jadi teringat, obrolan dengan tetanggaku di kampung. Beliau
mengatakan sampai tua pun kendaraan seperti ini tidak akan bisa terbeli. Kalau
hanya jadi petani di kampung. Kalau mau ya, harus merantau, cari penghidupan
yang lebih baik.
Kalau dilihat, kebelakang. Di kampung ku, saat ini, banyak
terisi orang-orang tua. Sangat jarang anak muda yang tinggal, begitu lulus ya,
pergi ke Jakarta dan sekitarnya untuk mencari kerja.
Industri banyak berdiri di sekitaran Jakarta. Sehingga
banyak dampak domino yang mengikuti nya,ada warung makan, ada tempat untuk
tinggal, ada sarana transportasi dan banyak lagi.
Namun apakah ada investor yang tertarik ke daerah ku atau
daerah lainnya. Masih harus ditunggu.
Harapannya, kedepan, gula nya bisa bergeser ke daerah. Agar
semutnya tidak pergi. Tapi, entah kapan akan terjadi.