Efek Stasiun
Sore itu, hujan dengan derasnya turun, lebatnya bukan main seperti air yang tumpah dari langit. Mengguyur Kota tercinta, Kota Bogor. Kali ini hujan dibantu oleh angin, yang juga tidak mau kalah. Bertiup dengan kuatnya. Pepohonan bergoyang mengikuti irama seiring tiupan angin. Air nya pun terbang kemana mana, tak tentu arah. Namun yang pasti akan turun juga ke tanah.
Aktivitas rutin tiap sore, pulang kantor lanjut dengan menjemput kekasih hati, di Stasiun Cilebut. Memarkirkan dulu kendaraan di Alfamidi, yang lokasinya tidak jauh dari Stasiun.
lanjut dengan berjalan kaki ke stasiun dari parkiran kendaraan di Alfamidi, walaupun sudah memakai payung. Namun tidak bisa juga menghalau air yang turun. Tetap basah semuanya.
Setiap melewati Stasiun Cilebut, membayangkan betapa besarnya dampak adanya stasiun ini. Tiap tahun semakin bertambah ramai saja. Berarti, sekitar Stasiun pun menjadi daerah yang berkembang.
Sore itu, Stasiun Cilebut, ramai sekali, tumpukan penumpang kereta
yang baru turun dari kereta, penumpang yang sedang menunda melanjutkan perjalanan. Tumpek blek. Menunggu hujan
reda.
Sebenarnya banyak sekali ojek payung, dari anak-anak sekitar stasiun yang menawarkan jasanya, tapi karena hujan deras disertai angin maka orang-orang lebih memilih untuk tetap setia di Stasiun. Akhirnya banyak yang lebih suka menunggu hingga hujan reda, walaupun begitu masih ada juga yang melanjutkan perjalanan. Mungkin dipikirnya, ah sudah nanggung nih. Toh nanti juga ganti baju lagi dirumah.
Gerai makan dan minuman pun, tidak kalah ramainya dengan stasiun. Pembeli antre untuk menikmati makanan sambil menunggu hujan reda.
Banyak orang yang bergantung dari stasiun ini, walaupun stasiunnya kecil. Tapi kalau pagi dan sore, penumpangnya luar biasa banyaknya, sudah kayak semut. Di sekitar stasiun, banyak warung yang menjual makanan, minuman, buah-buahan. Gerobak dorong penjaja makanan dan minuman pun juga banyak. Apalagi angkot, juga banyak yang ngetem di stasiun ini. Sambil menunggu penumpang naik. Ojek, jangan ditanya banyaknya. Baik ojek online maupun ojek pengkolan.
Rumah-rumah disekitarnya pun banyak yang dimanfaatkan untuk
penitipan kendaraan. Dari ujung ke ujung, banyak dijumpai penitipan motor. Entah ada
berapa ratus atau ribu kendaraan roda dua yang dititipkan. Pekerjanya pun tentunya juga
banyak.
Perumahan-perumahan banyak juga yang berdiri di sepanjang
jalan Bogor-Cilebut, Cilebut-Bojonggede, Cilebut-Salabenda atau daerah sekitarnya. Perumahan-perumahan yang mungkin masih bisa
dijangkau di kantong untuk membelinya.
Transportasi yang paling murah ya, kereta listrik ini. Gak kira-kira murahnya. Susah kalau mau dibuat perbandingan antara ongkos dengan jauhnya perjalanan dibandingkan sarana transportasi lainnya.
Daerah disekitaran stasiun semakin tumbuh dan berkembang. Harapannya tingkat perekonomiannya pun semakin sejahtera.
Efek dari keberadaan stasiun ini menjadi sangat luar biasa, banyak
yang bergantung atas keberadaannya.