Dilema UMR
Belum lama, dapat cerita dari teman yang kerja di Karawang, pabrik tempat nya bekerja katanya akan pindah ke Jawa Tengah. Kata dia, sudah ada beberapa pabrik yang berada di karawang, sudah memindahkan tempat usahanya ke Jawa Tengah.
Dari cerita temannya dia. Banyak Pabrik yang ada di Karawang dan Jabodetabek memindahkan produksinya. Sepertinya akan banyak diikuti oleh banyak pabrik lainnya.
Apalagi sekarang jalur transportasi pengiriman se-Jawa sudah lancar, mau ke pelabuhan mana saja sudah bisa. Tidak butuh waktu lama seperti dulu. Transportasi dari perusahaan ke pelabuhan dan sebaliknya sekarang sudah lancar.
Tapi sepertinya bukan karena itu, saya rasa karena UMR yang semakin tinggi. Sehingga pengusaha berusaha mencari tempat yang UMR nya dibawah yang saat ini harus dibayarkan. Sedangkan di Jawa Tengah, UMRnya masih lumayan rendah. Padahal variabel untuk menghitung UMR, pastinya sama untuk tiap daerah.
Disparitasnya yang lebar bahkan sangat lebar antara Karawang, Jabodetabek dan Jawa Tengah menjadikan salah satu pemicu yang membuat pengusaha lebih tertarik memindahkan produksinya. UMR bisa naik dan bisa juga tetap, kalau naik pasti butuh waktu lama agar bisa sama dengan UMR sebelumnya. Bisa beberapa tahun mendatang. Dengan kenaikan UMR tentunya akan semakin menyejahterakan pekerja, namun bagi pengusaha sebaliknya karena akan menambah biaya produksinya. Kalau sudah semakin tinggi UMR, tentunya mereka akan mencari tempat baru lagi. Kejadian seperti ini akan terus berulang.