Hanya Sebuah Sapaan

Kemarin dapat cerita lagi, di meja layanan, ada teman yang di marahi customer, katanya. Emang kenapa, kok sampai dimarahi, tanyaku. Rasa penasaranku pun muncul.

Kemarin temen kebetulan tugas di layanan, ketika menyapa tamunya, dia memanggil dengan sapaan mbak. Pikir dia karena masih muda, khawatir kalau dipanggil ibu, tamunya marah. Tapi tetep aja tamunya marah. Ngomel lah tamunya itu. Emang saya mbakmu, saya bukan dari jawa.

Mungkin karena lokasi kantornya di Jakarta, jadi di sapa pakai mbak, malah jadi marah. Kalau di tempat lain bisa jadi gak masalah, dengan sapaan tadi.

Ternyata sebutan untuk sebuah sapaan pun bisa menjadi masalah. Padahal biasanya kita menyapa orang dengan panggilan mas, mbak, ibu dan bapak. Sapaan tadi sebagai wujud penghormatan.

Namun demikian sebutan untuk menyapa tadi tidak selamanya akan diterima, yang disapanya.

Akhirnya.

Untuk menghindari kejadian akan terulang lagi. Sapaan untuk yang masih muda diubah dengan sapaan Kak dari panggilan Kakak. Entah laki, entah perempuan. Lebih general. Kalau memang yang disapa tersinggung dengan sapaan gender dan suku. Sedangkan yang sudah berumur ya tetap dipanggil Pak dan Ibu. Tamu yang datang masih dapat menerima.

Kalau layanan di media sosial semua akan disapa Kak. Laki dan perempuan, Tua dan muda, semua disapa sama.

Mungkin kita memang perlu belajar lagi. Untuk menyapa dengan baik dan benar serta tepat. Bisa juga perlu ikut serta pelatihan, siapa tahu ada update sapaan yang lebih baru. Agar layanan semakin baik, untuk menghindari ketersinggungan walau hanya  untuk sebuah sapaan.

 

Postingan populer dari blog ini

SMK SMAKBO baru

Durian Kabupaten Purworejo

Parkir Kendaraan Bermotor di Stasiun Bogor