Keberuntungan Bukan Kebetulan, Tapi Buah Usaha
Kita memandang keberuntungan sebagai sesuatu yang bersifat kebetulan—datang tiba-tiba tanpa diduga, seolah diberikan secara acak kepada siapa saja. Namun, pandangan itu tidak sepenuhnya benar. Dalam banyak kasus, keberuntungan adalah hasil dari usaha panjang yang tidak selalu terlihat oleh orang lain.
Keberuntungan datang kepada mereka yang bersungguh-sungguh. Mereka yang bangun lebih pagi, bekerja lebih tekun, menjaga hubungan baik dengan sesama, serta melibatkan Tuhan dalam setiap langkah hidupnya. Ia hadir setelah doa-doa yang terus diulang, keringat yang jatuh diam-diam, dan hati yang tetap bersyukur meski hasil belum tampak.
Banyak orang menyangka bahwa seseorang sukses karena nasib baik. Padahal, jika kita menilik lebih dalam, ada proses panjang di baliknya: persiapan yang matang, keberanian mengambil risiko, dan ketekunan dalam menghadapi kegagalan. Keberuntungan memang bisa menjadi pintu pembuka, tetapi kuncinya tetap adalah usaha dan kesiapan.
Maka, daripada menunggu keberuntungan datang, lebih baik kita menjadi pribadi yang layak untuk mendapatkannya. Kita bisa memulainya dengan melakukan hal-hal baik: tekun beribadah, ringan tangan membantu, jujur dalam bekerja, dan tidak merugikan orang lain. Usaha-usaha kecil seperti ini, jika dilakukan dengan konsisten, akan membuka jalan besar.
Pada akhirnya, hanya kita dan Tuhan yang tahu seberapa keras kita berjuang. Dan ketika saatnya tiba, apa yang selama ini kita upayakan akan dimudahkan. Rezeki akan datang dari arah yang tak disangka, dan jalan akan terbuka meski sebelumnya tampak tertutup. Karena keberuntungan yang sejati adalah hasil dari usaha yang diberkahi.