Contoh Identifikasi Risiko Wajib Pajak Tidak Patuh
Identifikasi risiko Wajib Pajak (WP) yang tidak patuh merupakan langkah awal penting dalam strategi kepatuhan pajak. Risiko ini bisa berasal dari berbagai faktor dan dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik WP, perilaku, serta lingkungan usahanya. Berikut adalah beberapa bentuk identifikasi risiko WP tidak patuh:
1. Risiko Berdasarkan Kepatuhan Formal
- Tidak menyampaikan SPT (Tahunan atau Masa).
- Terlambat menyampaikan SPT.
- Tidak melakukan pembetulan SPT meskipun ada kesalahan.
- Tidak melaporkan pajak tertentu seperti PPN, PPh Final, dll.
2. Risiko Berdasarkan Kepatuhan Material
- Pelaporan penghasilan tidak sesuai dengan data eksternal (contoh: data perbankan, e-commerce, kepemilikan aset).
- Biaya atau pengeluaran fiktif atau tidak wajar.
- Pemanfaatan tarif pajak rendah secara agresif (tax avoidance).
- Penghindaran pemotongan atau pemungutan pajak (misalnya tidak memungut PPN).
3. Risiko Berdasarkan Profil WP
- WP dengan pendapatan tinggi tetapi laporan pajaknya rendah.
- WP yang sering melakukan pembetulan SPT signifikan.
- WP dengan perubahan data usaha yang mencurigakan (misalnya omzet menurun drastis tiba-tiba).
- WP dengan status non-efektif tapi masih aktif secara ekonomi.
4. Risiko Berdasarkan Sektor atau Aktivitas Usaha
- Sektor dengan transaksi tunai tinggi (restoran, perdagangan emas, dll).
- Sektor dengan potensi underreporting seperti e-commerce atau freelancer.
- WP yang tidak terdaftar tapi beroperasi aktif (shadow economy).
5. Risiko Berdasarkan Perilaku Historis
- WP dengan riwayat tunggakan atau sanksi administratif.
- WP yang pernah diperiksa dan ditemukan ketidakpatuhan.
- WP yang tidak merespons surat imbauan atau klarifikasi.
Identifikasi risiko ini biasanya dilakukan dengan menggunakan analisis data (data analytics), profil risiko WP, dan pengawasan berbasis risiko (compliance risk management).