Kebohongan Yang Diulang-ulang akan menjadi kebenaran

Prinsip propaganda yang dikenal dengan istilah:

"Kebohongan yang diulang-ulang akan menjadi kebenaran."

Prinsip ini sering dikaitkan dengan Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Nazi Jerman di bawah Adolf Hitler. Goebbels sangat piawai dalam menggunakan media dan propaganda untuk membentuk opini publik dan memanipulasi kebenaran demi kepentingan politik Nazi.

Pernyataan ini menunjukkan bagaimana manipulasi informasi dan pengulangan narasi dapat membentuk persepsi publik, bahkan jika informasi tersebut salah. Hal ini sering kali memunculkan pro dan kontra, terutama jika informasi yang tersebar melibatkan isu-isu sensitif atau berdampak luas dalam masyarakat.

Contoh nyata dari prinsip "kebohongan yang diulang-ulang akan dianggap sebagai kebenaran" di era sekarang bisa ditemukan dalam berbagai konteks, seperti politik, media sosial, dan teori konspirasi. Berikut beberapa contohnya:

1. Hoaks dan Disinformasi di Media Sosial

  • Contoh: Isu vaksin COVID-19 mengandung chip untuk mengontrol manusia.
    • Narasi ini diulang terus menerus di berbagai platform oleh kelompok anti-vaksin. Meskipun tidak ada bukti ilmiah, sebagian orang mempercayainya karena sering melihat informasi yang sama diulang-ulang.

2. Politik Identitas

  • Contoh: Tuduhan bahwa kelompok tertentu selalu anti-NKRI atau anti-agama tertentu.
    • Dalam masa kampanye politik, tuduhan seperti ini kerap digunakan untuk membentuk persepsi negatif, dan walau tidak berdasar, tetap dipercayai oleh sebagian masyarakat.

3. Teori Konspirasi Global

  • Contoh: "Bumi itu datar."
    • Meskipun bukti ilmiah menunjukkan Bumi itu bulat, ada komunitas kecil tapi vokal yang terus mengulang teori bahwa Bumi datar, dan berhasil meyakinkan sebagian orang.

4. Stigmatisasi Sosial

  • Contoh: "Orang miskin malas bekerja."
    • Pernyataan ini sering diulang dalam narasi media atau percakapan umum, padahal kondisi kemiskinan jauh lebih kompleks dan tidak selalu terkait kemalasan.

Pengulangan narasi seperti ini memengaruhi cara berpikir masyarakat, bahkan bisa mendorong polarisasi atau konflik sosial.

Postingan populer dari blog ini

SMK SMAKBO baru

Parkir Kendaraan Bermotor di Stasiun Bogor

Durian Kabupaten Purworejo