Kembali Donor Darah: Langkah Kecil, Dampak Besar

Setelah cukup lama tidak berdonor di tahun 2025, hari—Jumat, 30 Mei 2025—saya akhirnya memutuskan untuk memulai kembali ke kebiasaan baik ini. Donor darah bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang kesadaran, kepedulian, dan konsistensi untuk menjadi bagian dari solusi kemanusiaan, sekecil apa pun perannya.

Seperti biasa, saya mempersiapkan diri dengan sarapan sederhana, memperbanyak minum air putih, dan berjalan kaki sekitar 30 menit sebelum menuju PMI Kota Bogor di Jalan Kresna. Ini sudah menjadi rutinitas kecil yang saya anggap penting—karena tubuh yang siap akan membuat proses donor berjalan lebih lancar.

Setibanya di PMI, saya disambut dengan sistem pendaftaran mandiri melalui layar komputer di dekat pintu masuk. Dengan memasukkan kode pendonor dan menjawab beberapa pertanyaan kesehatan yang tampil di layar, proses menjadi lebih praktis dan efisien. Setelah itu, saya menjalani pemeriksaan oleh tenaga medis: berat badan, suhu tubuh, tekanan darah, hemoglobin—semua harus sesuai agar layak mendonor.

Saya selalu merasa ada nilai yang lebih dalam setiap kali menyingsingkan lengan untuk didonorkan. Ada perasaan bahwa setetes darah kita bisa menjadi harapan bagi orang lain. Prosesnya pun tidak lama, dan setelah selesai, saya menerima bingkisan pemulih tenaga—sebuah simbol kecil bahwa setiap aksi baik pantas dihargai.

Menurut saya, donor darah bukan soal keberanian atau kerelaan semata, tapi soal kebiasaan. Menjadikannya bagian dari gaya hidup sehat dan empatik. Terlalu banyak orang yang mampu namun belum tergerak. Padahal, manfaat donor tidak hanya bagi penerima, tapi juga bagi pendonor—menjaga kesehatan jantung, merangsang produksi sel darah baru, dan tentunya memberi kepuasan batin yang tak tergantikan.

Saya percaya, jika semakin banyak dari kita yang menjadikan donor darah sebagai bagian dari rutinitas hidup, maka semakin luas pula jaring-jaring solidaritas yang bisa kita bangun bersama. Mulailah dengan satu langkah kecil, karena satu kantong darah bisa menyelamatkan tiga nyawa.

Postingan populer dari blog ini

SMK SMAKBO baru

Durian Kabupaten Purworejo

Parkir Kendaraan Bermotor di Stasiun Bogor