Membangun Passive Income 10 Juta per Bulan dari Sewa Rumah di Pinggiran Kota Bogor

Banyak orang bermimpi memiliki passive income yang stabil setiap bulan, salah satunya melalui penyewaan properti. Target passive income sebesar 10 juta rupiah per bulan terdengar cukup menarik, dan bagi sebagian orang, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar tanpa harus bekerja aktif setiap hari. Tapi pertanyaannya, berapa banyak properti yang dibutuhkan untuk mencapai angka itu?

Mari kita ambil contoh properti di pinggiran kota Bogor. Rumah dengan harga sekitar 500 juta rupiah saat ini dapat ditemukan di beberapa kawasan berkembang. Biasanya, rumah seperti ini bisa disewakan dengan tarif sekitar 15 juta rupiah per tahun. Jika dibagi per bulan, maka hasil sewanya sekitar 1,25 juta rupiah.

Dengan angka tersebut, untuk menghasilkan passive income 10 juta rupiah per bulan, setidaknya dibutuhkan 8 rumah (1,25 juta x 8 = 10 juta). Artinya, dibutuhkan modal sekitar 4 miliar rupiah untuk membeli seluruh properti tersebut secara tunai. Jika menggunakan skema pembiayaan (misalnya KPR), tentu perhitungannya akan lebih kompleks, karena harus mempertimbangkan cicilan, bunga, dan tenor.

Meski angka investasi awalnya tidak kecil, properti memiliki keunggulan: nilainya cenderung naik dari waktu ke waktu. Selain itu, rumah fisik adalah aset riil yang relatif stabil dalam jangka panjang. Namun tentu saja, ada risiko: rumah kosong tak tersewa, biaya perawatan, hingga perubahan pasar.

Membangun passive income dari properti bukan hal instan, tapi bisa menjadi strategi jangka panjang yang solid. Dengan perencanaan yang tepat, termasuk mempertimbangkan lokasi, kualitas bangunan, dan kebutuhan pasar, bukan tidak mungkin penghasilan pasif 10 juta rupiah per bulan bisa dicapai.

Postingan populer dari blog ini

SMK SMAKBO baru

Durian Kabupaten Purworejo

Parkir Kendaraan Bermotor di Stasiun Bogor