Jejak Digital dan Kesaksian Tubuh: Sebuah Refleksi Zaman

Di era digital ini, setiap langkah kita di dunia maya meninggalkan bekas—jejak digital yang tidak mudah dihapus. Apa yang kita tulis, unggah, klik, dan bagikan, semuanya terekam dalam sistem yang bisa diakses, ditelusuri, bahkan digunakan oleh orang lain tanpa kita sadari. Fenomena ini mengingatkan saya pada suatu konsep spiritual yang sangat dalam: bahwa kelak, bukan mulut yang akan bersaksi atas apa yang telah kita lakukan, melainkan tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.

Analogi ini tidak hanya menarik, tetapi juga menggugah kesadaran. Jejak digital, seperti tubuh kita nanti, merekam segala sesuatu dengan jujur. Ia tidak bisa berbohong, tidak bisa menyembunyikan, dan pada waktunya akan “berbicara” kepada siapa pun yang ingin mendengarnya. Apa yang kita pikir bisa dilupakan, bisa muncul kembali dalam bentuk tangkapan layar, data yang dibocorkan, atau arsip yang tersebar.

Opini ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga ajakan untuk berhati-hati dan bertanggung jawab. Jika dalam keyakinan kita, tubuh akan menjadi saksi atas perbuatan, maka di dunia modern ini, jejak digital adalah saksi duniawi yang tak kalah kuat. Kita hidup di zaman di mana tindakan—bukan hanya ucapan—membentuk identitas dan meninggalkan warisan.

Maka, mari kita bijak dalam setiap klik, tulis, dan unggahan. Sebab dunia mencatat, dan diam-diam, ia menyusun kesaksian tentang siapa kita sebenarnya.

Postingan populer dari blog ini

SMK SMAKBO baru

Durian Kabupaten Purworejo

Parkir Kendaraan Bermotor di Stasiun Bogor