Saatnya Purworejo Punya Jalan Darurat di Jalur Turu Kalijambe
Beberapa waktu lalu, Purworejo kembali dikejutkan dengan kecelakaan maut yang terjadi di daerah Kalijambe. Daerah yang biasa adem ayem, menjadi sorotan nasional.
Kecelakaan ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga mengguncang kesadaran kita akan pentingnya keselamatan jalan, khususnya di jalur Margoyoso hingga Tumbak Anyar yang dikenal dengan sebutan Turu.
Jalur ini memiliki karakteristik yang sangat berisiko: turunan panjang, tajam, dan menantang bagi kendaraan besar maupun kecil. Dalam kondisi tersebut, kendaraan yang tidak prima—terutama pada sistem pengeremannya—sangat rentan mengalami rem blong. Dan seperti yang kita tahu, rem blong di jalan menurun bukanlah sekadar masalah teknis, tapi bisa menjadi pemicu bencana.
Yang mengherankan, hingga kini belum ada satupun jalan darurat atau emergency escape ramp di sepanjang jalur ini. Padahal, fungsi jalan darurat sangat vital untuk menyelamatkan kendaraan yang kehilangan kendali. Lihat saja bagaimana di Jalur Puncak menuju Gadog, Bogor, keberadaan jalan darurat terbukti menyelamatkan banyak nyawa.
Sudah waktunya kita bertanya: mengapa jalan strategis dan berbahaya seperti Turu belum dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dasar seperti ini?
Pembangunan jalan darurat jelas lebih murah dan cepat dibandingkan pembangunan jalan baru atau pelebaran jalur. Jalan darurat bukan hanya solusi teknis, tapi bentuk konkret keberpihakan pemerintah pada keselamatan warganya.
Opini ini bukan sekadar ajakan, tetapi seruan. Mari kita dorong pemerintah daerah, dinas perhubungan, hingga kementerian terkait untuk menaruh perhatian serius terhadap jalur ini. Karena tidak ada nyawa yang sebanding dengan biaya pembangunan satu jalan darurat.
Sebelum ada korban berikutnya, mari bertindak sekarang.